Kamis, 12 Januari 2012

Hivenblogger


Pagi yang sangat cerah….
Di pagi yang indah, seorang cewek sedang berjalan menuju sekolah. Cewek itu adalah seorang siswa barun di sekolah SMAN 1 Mantangai. cewek itu bernama Sesile. Dia adalah murid baru pindahan dari sekolah SMAN 4 Bunga Bangsa, Jogyakarta.
Setibanya di sekolah, dia langsung menuju ruang guru. Setelah sekian lama dia berada di ruang guru, dia pun keluar dan menuju ruang kelas XII IPA. Di dalam kelas tersebut ternyata ada guru yang lagi  mengajar. Sesile mengetuk pintu, kemudian Pak Guru pun menyuruh dia masuk dan memperkenalkan diri.
Dia memperkenalkan dirinya di depan kelas. Kemudian, dia mengambil tempat duduk di sebelah Reihan. Pak guru melanjutkan pelajaran, yang kemudian diakhiri dengan adanya bunyi lonceng 4 kali, tandanya para siswa harus berkumpul di lapangan untuk absen siang sebelum pulang. Di perjalanan  pulang, Reihan pulang bersama Sesile. Mereka mengobrol seperti sudah lama berkenalan. Reihan dan Sesile pun berteman.

Pagi berikutnya, Sesile berangkat bersama dengan Reihan. Mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi.
Kebersamaan itu akhirnya menumbuhkan perasaan cinta di antara keduanya. Tetapi, karena Reihan tidak mau merusak persahabatan di antara mereka berdua, dia memutuskan untuk memendam perasaan yang dia rasakan. Begitu juga dengan Sesile, dia tidak mau persahabatan yang ia jalani selama ini berantakan hanya karena perasaan yang ia rasakan tak terbalaskan.
Pagi itu, tanpa sengaja Sesile menemukan buku diari Reihan yang terjatuh sewktu dia pulang sekolah kemarin. Sesile pun membuka lembar-lembar diari tersebut yang bertuliskan sebuah puisi dengan tinta warna merah. Puisi tersebut membuat Sesile menangis sewaktu membacanya. Akhirnya, Sesile mengetahui apa yang ia rasakan selama ini sama dengan apa yang Reihan rasakan.
Tanpa Sesile sadari, ternyata Reihan sudah berada dibelakangnya dan melihat semuanya. Reihan mendekati Sesile dan memeluknya, dia pun berkata, “ ternyata kita ngerasain hal yang sama, Sil…!!! Aku senang banget, karena acinta yang aku rasakan selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Sil, maukah kau menjadi kekasih hatiku ?”. Sesile hanya bisa mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata. Reihan pun dengan semanhgat memeluk Sesile dan mencim kening Sesile.Hari-hari mereka lalui dengan penuh cinta, mereka merupakan pasangan yang sangat bahagia.


Tak terasa, hari berganti hari, ujian akhir sekolah sebentar lagi tiba. Perjuangan yang nereka lalui selama 3 tahun akan berakhir. Segala kenangan yang mereka alami akan menjadi sebuah kisah yang akan selalu terkenang sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan.

Sesile memandang foto yang ada di pigura di atas laci lemarinya. Tanpa sadar, dia menangis sewaktu mengingat kejadian yang terjadi setahun lalu sewaktu mereka sedang merayakan kelulusan yang mereka raih dengan susah payah.
Waktu itu mereka ingin pergi ke suatu tempat untuk merayakan kelulusan mereka. Di perjalanan, mereka bercanda tawa tanpa mengetahui kalau jalan yang mereka lalui adalah jalan yang sangat berbahaya dan sangat rawan kecelakaan.
Sewaktu Reihan dan Sesile mau menyusul teman-temannya yang ada di depan, tanpa dia ketahui bahwa di belakang mereka ada sebuiah truk barang yang melaju dengan kecepatan tinggi. Akhirnya, Sesile terpental jauh dari jalan ke semak-semak, tetapi Reihan… Dia terpental sangat jauh dan masuk ke jurang. Teman-teman mereka segera menelpon polisi dan ambulans.
Ambulans datang, mereka segera membawa Sesile ke Runah Sakit. Di Rumah Sakit, Sesile segera di bawa ke ruang UGD. Orang tua dan teman-temannya sangat khawatir.
Dokter pun keluar dari ruang tenpat Sesile di rawat. Dokter bilang bahwa nyawa Sesile masih bisa tertolong.  Tapi, jika terlambat sedikit, nyawa Sesile akan terancam karena banyak kekurangan darah. Teman-teman dan orang tua Sesile masuk ke ruangan Sesile, tetapi Sesile masih belum sadarkan diri, dia mengalami koma.
Dua hari kemudian, Sesile baru sadar dari koma. Dia menanyakan keadaan Reihan. Tetapi, mereka tgidak ada yang berani memberitahukan kepada Sesile apa yang sebenarnya terjadi. Sesile mendesak mereka agar memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya, dengan hati-hati Santi memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi kapada Sesile, supaya dia mggak syok sewaktu mendengar apa yang telah terjadi terhadap orang yang sangat dia sayangi.
Setelah mendengar semuanya, Sesile menangis dan tidak sdarkan diri. Teman-temannya sangat panik. Setelah beberapa lama, Sesile akhirnya sadar kembali. Santi menghampiri dia dan memeluknya. Santi berusaha menenangkan dia, tetapi Sesile tidak mampu menahan emosinnya. Dia hanya bisa menangis, menangis, dan menangis.
Setelah beberapa Minggu ada di Rumah Sakit, Sesile berangsur-angsur sembuh. Pada hari Kamis, Sesile bisa keluar dari Rumah sakit. Setelah keluar dari Rumah Sakit, Sesile tidak langsung pulang ke rumahnya, tetapi ke tempat pemakaman kekasihnya. Di pemakaman tersebut, Sesile menumpahkan segala kesedihannya. Selama sejam dia ada di atas gundukan tanah tempat kekasihnya tinggal untuk selama-lamanya.
Santi menghampiri Sesile, menyuruh dia untuk meninggalkan pemakaman tersebut karena hari sudah menjelang sore. Tetapi Sesile bersikeras untuk tetap tinggal. Akhirnya, mereka berhasil membujuk Sesile, untuk segera pulang ke rumah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar