Hivenblog
Senin, 16 Januari 2012
Hivenblog: Hivenblogger
Hivenblog: Hivenblogger: Pagi yang sangat cerah…. Di pagi yang indah, seorang cewek sedang berjalan menuju sekolah. Cewek itu adalah seorang siswa barun di sek...
Kamis, 12 Januari 2012
Hivenblogger
Pagi yang sangat cerah….
Di pagi yang indah, seorang cewek sedang berjalan menuju
sekolah. Cewek itu adalah seorang siswa barun di sekolah SMAN 1 Mantangai.
cewek itu bernama Sesile. Dia adalah murid baru pindahan dari sekolah SMAN 4
Bunga Bangsa, Jogyakarta.
Setibanya di sekolah, dia
langsung menuju ruang guru. Setelah sekian lama dia berada di ruang guru, dia
pun keluar dan menuju ruang kelas XII IPA. Di dalam kelas tersebut ternyata ada
guru yang lagi mengajar. Sesile mengetuk
pintu, kemudian Pak Guru pun menyuruh dia masuk dan memperkenalkan diri.
Dia memperkenalkan dirinya di
depan kelas. Kemudian, dia mengambil tempat duduk di sebelah Reihan. Pak guru
melanjutkan pelajaran, yang kemudian diakhiri dengan adanya bunyi lonceng 4
kali, tandanya para siswa harus berkumpul di lapangan untuk absen siang sebelum
pulang. Di perjalanan pulang, Reihan
pulang bersama Sesile. Mereka mengobrol seperti sudah lama berkenalan. Reihan
dan Sesile pun berteman.
Pagi berikutnya, Sesile
berangkat bersama dengan Reihan. Mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi.
Kebersamaan itu akhirnya
menumbuhkan perasaan cinta di antara keduanya. Tetapi, karena Reihan tidak mau
merusak persahabatan di antara mereka berdua, dia memutuskan untuk memendam
perasaan yang dia rasakan. Begitu juga dengan Sesile, dia tidak mau
persahabatan yang ia jalani selama ini berantakan hanya karena perasaan yang ia
rasakan tak terbalaskan.
Pagi itu, tanpa sengaja Sesile
menemukan buku diari Reihan yang terjatuh sewktu dia pulang sekolah kemarin. Sesile
pun membuka lembar-lembar diari tersebut yang bertuliskan sebuah puisi dengan
tinta warna merah. Puisi tersebut membuat Sesile menangis sewaktu membacanya.
Akhirnya, Sesile mengetahui apa yang ia rasakan selama ini sama dengan apa yang
Reihan rasakan.
Tanpa Sesile sadari, ternyata
Reihan sudah berada dibelakangnya dan melihat semuanya. Reihan mendekati Sesile
dan memeluknya, dia pun berkata, “ ternyata kita ngerasain hal yang sama,
Sil…!!! Aku senang banget, karena acinta yang aku rasakan selama ini tidak
bertepuk sebelah tangan. Sil, maukah kau menjadi kekasih hatiku ?”. Sesile
hanya bisa mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata. Reihan pun dengan
semanhgat memeluk Sesile dan mencim kening Sesile.Hari-hari mereka lalui dengan
penuh cinta, mereka merupakan pasangan yang sangat bahagia.
Tak
terasa, hari berganti hari, ujian akhir sekolah sebentar lagi tiba. Perjuangan
yang nereka lalui selama 3 tahun akan berakhir. Segala kenangan yang mereka
alami akan menjadi sebuah kisah yang akan selalu terkenang sampai kapanpun dan
tak akan pernah terlupakan.
Sesile memandang foto yang ada
di pigura di atas laci lemarinya. Tanpa sadar, dia menangis sewaktu mengingat
kejadian yang terjadi setahun lalu sewaktu mereka sedang merayakan kelulusan
yang mereka raih dengan susah payah.
Waktu itu mereka ingin pergi ke
suatu tempat untuk merayakan kelulusan mereka. Di perjalanan, mereka bercanda
tawa tanpa mengetahui kalau jalan yang mereka lalui adalah jalan yang sangat
berbahaya dan sangat rawan kecelakaan.
Sewaktu Reihan dan Sesile mau
menyusul teman-temannya yang ada di depan, tanpa dia ketahui bahwa di belakang
mereka ada sebuiah truk barang yang melaju dengan kecepatan tinggi. Akhirnya,
Sesile terpental jauh dari jalan ke semak-semak, tetapi Reihan… Dia terpental
sangat jauh dan masuk ke jurang. Teman-teman mereka segera menelpon polisi dan
ambulans.
Ambulans datang, mereka segera
membawa Sesile ke Runah Sakit. Di Rumah Sakit, Sesile segera di bawa ke ruang
UGD. Orang tua dan teman-temannya sangat khawatir.
Dokter pun keluar dari ruang
tenpat Sesile di rawat. Dokter bilang bahwa nyawa Sesile masih bisa
tertolong. Tapi, jika terlambat sedikit,
nyawa Sesile akan terancam karena banyak kekurangan darah. Teman-teman dan
orang tua Sesile masuk ke ruangan Sesile, tetapi Sesile masih belum sadarkan
diri, dia mengalami koma.
Dua hari kemudian, Sesile baru
sadar dari koma. Dia menanyakan keadaan Reihan. Tetapi, mereka tgidak ada yang
berani memberitahukan kepada Sesile apa yang sebenarnya terjadi. Sesile
mendesak mereka agar memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya,
dengan hati-hati Santi memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi kapada
Sesile, supaya dia mggak syok sewaktu mendengar apa yang telah terjadi terhadap
orang yang sangat dia sayangi.
Setelah mendengar semuanya,
Sesile menangis dan tidak sdarkan diri. Teman-temannya sangat panik. Setelah
beberapa lama, Sesile akhirnya sadar kembali. Santi menghampiri dia dan
memeluknya. Santi berusaha menenangkan dia, tetapi Sesile tidak mampu menahan
emosinnya. Dia hanya bisa menangis, menangis, dan menangis.
Setelah beberapa Minggu ada di
Rumah Sakit, Sesile berangsur-angsur sembuh. Pada hari Kamis, Sesile bisa
keluar dari Rumah sakit. Setelah keluar dari Rumah Sakit, Sesile tidak langsung
pulang ke rumahnya, tetapi ke tempat pemakaman kekasihnya. Di pemakaman
tersebut, Sesile menumpahkan segala kesedihannya. Selama sejam dia ada di atas
gundukan tanah tempat kekasihnya tinggal untuk selama-lamanya.
Santi menghampiri Sesile,
menyuruh dia untuk meninggalkan pemakaman tersebut karena hari sudah menjelang
sore. Tetapi Sesile bersikeras untuk tetap tinggal. Akhirnya, mereka berhasil
membujuk Sesile, untuk segera pulang ke rumah.
Langganan:
Komentar (Atom)